Entah mengapa, tiba-tiba aku berpikir ingin seperti hujan. Dia runtuh,
namun tidak sendiri. Mereka kompak. Alunan indah, menyerbu gemerisik,
saat benturan membentuk vibrasi gelombang, waktu mereka mulai memukuli
genteng-genteng rumah kami. Saat itu, aku suka hujan.
Hujan tidak pernah turun sendiri. Mereka selalu bersama. Turun
dengan warna yang sama, dari langit yang sama. Hujan adalah
representasi kita dan orang-orang sekeliling kita seyogyanya.
Hujan adalah fase, ketika awan gugur luruh terbunuh. Hujan ibarat
darah langit, datang membahasi bumi, memberi siklus baru bagi musim
yang mulai kerontang. Dan pelangi akan segera tiba setelah hujan mulai
hendak usai.
Banyak cerita kesedihan diibaratkan dengan hujan, padahal menurutku: hujan adalah kebahagiaan.
Hujan adalah jawaban atas setiap doa.
Aku mulai ingin bermimpi, nanti suatu hari kelak aku ingin bercerita
tentang suatu kisah yang penuh dengan haru. Pada cerita itu, aku ingin
membuat seorang menangis, terhenyak, dan mengumpul semua pilu. Nanti,
saat akhir kisah itu usai, sebuah ujung yang happy ending, aku ingin menghadirkan hujan. Hujan yang menjadi jawaban atas setiap doa, karena hujan adalah keberkahan.
Semua hal di atas adalah apa yang aku mampu maknai tentang hujan. Aku ingin tahu, apa pendapatmu tentangnya?
Latest Posts
Categories:
Label:
cerita