Di kesepian malam, entah mengapa jemari tanganku terus tergerak. Di
antara berbagai jejaring yang kutelusuri, aku mengingat satu nama.
Sebuah nama yang bagiku begitu berharga.
Aku mengetikkan www.google.com kemudian aku
mengetikkan namanya. Sebuah nama yang terus menjajah alam pikirku
selama ini, sebuah nama yang mampu membuat aku merenung hingga pagi
berganti, sebuah nama khayal yang kutahu tak akan mampu kugapai.
Bidadari ketiga.
Aku mengetik namanya. Aku menunggu. Google memberiku hasil,
sederetan kunjungan persinggahannya di dunia maya, atau berderet-deret
namanya di website yang memberitakan tentang dia.
Dia sama sepertiku, tidak menggunakan kekuatan anonymous
di dunia maya. Aku melihatnya mengetikkan nama-namanya secara utuh,
melihatnya memberikan email dan akses bagaimana cara menghubunginya.
Aku tersenyum dengan semua itu, betapa utuhnya kami memiliki sifat yang
sama. Aku seperti bercermin. Aku melihat aku dalam dirinya.
Sudahkah engkau kuceritakan? Bahwa aku
telah memiliki 2 bidadari sebelumnya, yang pertama mengajarkan aku
menahan lapar dua hari dalam semingguku, yang lain mengajarkan aku
untuk bangun disepertiga malamku. Bagiku, dia adalah bidadari ketiga.
Bidadari yang mengajarkan apa yang tidak diajarkan dua bidadari lainnya.
Aku melihat senyum dalam setiap ketukan jemarinya di waktu lampau.
Aku melihat kebanggaan-kebanggaannya, sebuah kebanggaan yang tidak
kumiliki karena aku tidak memiliki kebanggan terhadap apa-apa yang
telah kucapai. Aku merasa belum menjadi apapun, siapapun, atau entahpun.
Tanganku belum juga berhenti. Liar jemariku mengutak-atik
daftar-daftar panjang yang berseliweran, data-data tentangnya,
data-data kebanggannya.
Karena engkau berharga, akan selalu kujaga.
Dia tak akan pernah tahu, saat ini dia adalah yang paling berharga
bagiku. Aku mengunci seluruh lidah ini untuk berucap tentang itu.
Tentang segala arus yang membawaku, lantas dia bermuara.
Takdir kadang berjalan berliku, bahkan sering berputar arah. Tak
selamanya hidup ini seperti aliran air menuju lautan lepas, tak
selamanya. Dunia maya ini mempertemukan kami, saat kami sama-sama
memiliki seseorang di hati. Aneh terkadang, aku bercerita, dia
bercerita, kami saling memberi pesan, kami saling menegaskan, kami
mencoba berbagi pemahaman. Tak pernah ada dalam benakku, suatu hari ini
semua akan bermuara dan menuju pusarnya.
Jika cinta, aku terdiam. Tak kuasa untuk hadirkan makna, lisanku
terkunci dengan kelunya lidah bergelora. Aku cuma bisa memberikan
senyum, dan menunjuki sebuah jalan lempang, untukmu berjalan dengan aku
atau tanpa aku. Karena cinta, engkau begitu berharga maka akan selalu
kujaga.
Aku belajar bahwa hidup ini tidak cuma satu adegan mudah untuk
berjalan. Lika-liku sebuah perjalanan, tangisan, jeritan, kepiluan,
kesepian, sayatan hati, dan euforia semua menjadi satu. Ada banyak
perasaan yang bermain dalam sebuah perjalanan panjang. Perjalanan yang
tidak dihabiskan cuma oleh satu episode singkat, namun terus bahkan
hingga engkau diam untuk bernapas.
Engkau bukanlah episode baru dalam hidupku, demikian juga aku
bukanlah episode barumu. Kita sama-sama mengerti bahwa perjalanan akan
terus hidup dan terus mengalir, hingga suatu kelak dia akan bermuara.
Bahkan lautan serta samudera memiliki ombak. Bahkan jika aku dan engkau
telah menjadi lautan, kita tidak akan pernah diam, kita terus bergerak
seperti ombak yang tak pernah mati menghiasi lautan.
Aku ingin berhenti sejenak. Menghelakan napas panjang lantas
menangis tanpa jeda untuk waktu yang panjang. Aku ingin Tuhan bersuara
seperti Dia berkata-kata terhadap Musa. Terkadang aku bertanya, mengapa
Tuhanku membisu, mengapa dia cuma bercakap-cakap dengan Musa. Ada
banyak hal yang ingin kutanyakan.
Kau tahu apa yang ingin kutanyakan kepada Tuhan sekarang? Aku ingin
bertanya mengapa engkau dihadirkan, mengapa Tuhan memberimu tempat
sehingga aku harus berkata: KARENA ENGKAU BERHARGA.
Latest Posts
Categories:
Label:
cerita