senyum itu indah, walau terkadang teramat pahit melakukannya. Apalagi
jika sesuatu yang terlalu menyakitkan dada, bahkan ketika engkau
menangis. Senyum itu sungguh teramat indah.
Dia menjadi diam, lebih diam dari biasanya. Aku cuma tahu, dia sedang menangis. Begitu pun aku di sini, aku menangis.
Sulit memang rasanya jika seseorang yang kita cintai namun ditolak
oleh orang-orang sekitar kita cuma karena mereka belum mengenal dia.
Rasanya begitu sesak, bahkan bergalon-galon air mata rasanya tidak juga
cukup untuk menutupi seluruh lara yang mendera.
Yang harus kamu pahami bahwa, mereka melakukan itu karena mereka
mencintai dirimu. Ribuan kali rasa cinta lelaki itu terhadapmu tiada
mampu menggantikan rasa cinta ibumu kepadamu. Ikutilah ibumu, sebelum
ucap kata dengan seorang lelaki mengikatmu, kamu masih menjadi milik
ibumu. Kelak, ketika ucap kata terikat, baru engkau akan menjadi milik
lelaki itu.
Ibumu, ibumu, ibumu, kata sang nabi.
Kamu tiada akan pernah engkau mampu membalas jasa ibumu, bahkan jika
dia memintamu kehilangan seribu cinta. Itu tiada akan pernah membalas.
Pahami juga wahai engkau yang sedang diliputi lara, Tuhanmu tiada akan
ridha jika ibumu tiada ridha.
Kita tidak pernah terlepas memandang sesuatu dari nilai-nilai yang kita pahami.
Episode-episode kehidupan bukanlah suatu rangkaian singkat sebuah
perjalanan. Mereka yang telah lebih awal mengenal hidup mengerti
tentang itu, bahwa ada nilai-nilai yang harus dijadikan tolak ukur
ketika hendak mengenggam tangan seseorang, berjabat tangan dengan
kehidupannya.
Ada satu yang tiada akan pernah salah dalam menilai setiap persoalan. Tuhanmu.
Memintalah kepadaNya jalan terbaik bagi deburan hati yang mendera
yang tiada kunjung reda. Mintalah kepadaNya jalan dari setiap
permasalahan di mana kamu terisak olehnya. Sungguh, Tuhanmu tiada
pernah meninggalkan kamu.
Ayo tersenyum! Penolakan bukan berarti usai sebuah perjalanan.
Bukankah kita telah banyak tersenyum bersama, mengapa harus menangis
pasrah karena cuma penolakan sederhana. Ada banyak jalan untuk
diterima; saling memahami, membangun komunikasi, bertatap muka
dikemudian hari, dan sebagainya. Ada banyak jalan yang belum ditempuh.
Ya, masih ada banyak jalan.
Tersenyumlah. Bukankah Tuhanmu selalu tersenyum, bahkan Dia terbahak ketika engkau memenangi setiap pertarunganmu.
Ayo tersenyum! Kita belum lagi usai.
Latest Posts
Categories:
Label:
cerita