Pascabanjir bandang melanda wilayah Lempur, Kecamatan Gunung Raya,
Kerinci sejak Minggu (20/1), hingga saat ini warga di lokasi banjir
terus waspada.
Pasalnya, meskipun air yang menggenangi rumah warga sudah surut, namun tingginya intensitas curah hujan di daerah hulu, bisa menyebabkan ketinggian air sungai naik.
"Warga masih waspada terhadap banjir, karena air sungai bisa meluap kapan saja. Meski sedang tidak turun hujan di Lempur,” kata Kapolsek Gunung Raya, Iptu Dedi Sumirat, dikonfirmasi Tribun, Rabu (23/1).
Sementara itu, pantauan Tribun di lokasi banjir bandang, setidaknya 40 hektare sawah tersapu banjir. Sehingga merusak tanaman padi warga, bahkan hanyut hingga memasuki desa.
Lurah Lempur Tengah, A Yani, mengatakan, ada 40 hektare sawah yang rusak baik rusak berat, sedang dan ringan. Tidak hanya merusak padi dan sawah, air juga merendam 16 rumah warga Desa Lempur Tengah, dan 16 rumah di Desa Lempur Hilir.
Anggota DPRD Kerinci dari daerah pemilihan Gunung Raya, Tri Tama Satrya Arsad, mengatakan, banjir serupa pernah terjadi 10 tahun lalu. Menurutnya, banjir karena pendakalan Sungai Lempur.
Menurutnya, untuk mengatasinya warga berharap Pemkab Kerinci melalui dinas terkait bisa menormalisasi Sungai Lempur. Sehingga banjir tidak lagi menghantui warga setempat.
Ketua Komisi III DPRD Kerinci, Bulkiah, saat meninjau lokasi banjir berjanji merealisasikan harapan warga, untuk menganggarkan dana normalisasi Sungai Lempur.