Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...

Latest Posts

TEWAS.jpgMalang sekali nasib yang dialami, Matgasril (44) warga Desa Mukai Mudik, Kecamatan Siulak, tewas dianiya, ketika ia sedang asyik bercumbu dengan seorang janda, Minggu (12/12) sekitar pukul 20.00 WIB, di Desa Mukai Tinggi.

 Kapolres Keirnci, AKBP Hastho Rahardjo, melalui Kasubbag Humas, IPDA Nuriswan, saat dikonfirmasi membernarkan hal tersebut. Ia mengatakan, Matgasril tewas dengan luka pukulan dibagian kepala belakang, serta luka memar disekujur tubuhnya.

  Ya, memang sudah terjadi penganiayaan di Desa Mukai Tinggi. Penganiayaan tersebut menyebabkan kematian, dengan tewasnya seorang warga yang bernama Matgasril, akibat terkena pukulan kayu di kepala,” ujar IPDA Nuriswan, saat dikonfirmasi Tribun, Selasa (14/12) kemarin.

 Menurut Nuriswan, kejadian tersebut berlangsung sangat cepat. Sekitar pukul 19.30, korban pamitan dari rumahnya untuk ikut takziah dirumah warga yang baru saja meningal dunia. Namun, bukannya ikut takziah, ia malah mendatangi rumah seorang janda yang bernama Sanyam (50) di Desa Mukai Tinggi.

 Setelah mengetok pintu rumah, korban langsung disambut pemilik rumah, dan terus menuju kamar. Namun sayang, aksi tersebut terlihat oleh tetangga Sanyam yang bernama Musri (40). Musri yang merasa curiga karena sudah sering melihat korban masuk kerumah tersebut, langsung membuntuti korban.

 Sesampainya dirumah Sanyam, Musri langsung membuka pintu kamar. Begitu pintu kamar terbuka, ia terkejut, karena ternyata korban dan Sanyam yang merupakan seorang janda, sedang asyik melakukan hubungan badan.

 Karena terkejut melihat peristiwa tersebut, Musri langsung berteriak. Teriakan Musri tersebut terdengar oleh suaminya, Daramu, dan juga anak mereka, Deva. Keduanya langsung berlari kerumah Sanyam, dengan membawa dua potong kayu.

 Sesampainya dikamar tersebut, Daramu bersama anaknya Deva, terlibat adu mulut dengan korban. Karena tidak ada yang melerai, maka perang mulut tersebut menjurus dengan perkelahian. Korban sempat tersungkur karena kena pukulan, namun masih sempat melarikan diri keluar rumah.

 Sesampainya diluar, perkelahian masih terus berlanjut, yang akhirnya berhasil dilerai oleh warga. Korban yang mengalami pendarahan akibat pukulan kayu, langsung dilarikan kerumah sakit. Namun sayang, sesampainya disana nyawanya sudah tidak bisa diselamatkan lagi, dan akhirnya tewas.
[ Read More ]

Rencana pembentukan Kabupaten Kerinci Hilir mendapat respon positif dari berbagai kalangan. Tidak hanya pejabat, tapi juga tokoh masyarakat. Buktinya, masyarakat di Kecamatan Bukit Kerman siap menyerahkan 100 hektare tanah untuk lokasi pusat ibukota Kabupaten Kerinci Hilir.
16112012_TRADISI.jpg
 
 Camat Bukit Kerman, Syafaruddin, mengatakan, saat ini Pemkab memiliki tanah seluas 43 hektare, di kecamatan tersebut. Tanah itu saat ini dimanfaatkan sebagai kantor UPTD peternakan dan kantor camat.

 Jika nanti pemekaran Kerinci Hilir terwujud, tanah tersebut siap digunakan sebagai pusat perkantoran. Selain itu ditambah tanah adat seluas 100 hektare yang siap diserahkan masyarakat.

 Syafaruddin menambahkan, keinginan masyarakat Kerinci Hilir memiliki kabupaten sendiri sudah bulat. Itu menjadi cita- cita perjuangan tokoh masyarakat sejak beberapa tahun silam.

 Karenanya, beberapa investor yang mau masuk, seperti investor di bidang kelapa sawit yakni PT Gunung Raya, Riau, sengaja ditolak pihak kecamatan. Itu sebagai langkah persiapan pembentukan Kabupaten Kerinci Hilir.

 Sebelumnya, PT Gunung Raya meminta camat menyediakan lahan seluas 11 ribu hektare sebagai lokasi perkebunan kepala sawit. Namun, kata Syafaruddin, jika diizinkan rencana pemekaran kabupaten akan terhambat, karena luas lahan yang berkurang.
[ Read More ]

Rencana pemekaran Kerinci juga dapat dukungan dari Bupati Kerinci, Murasman. Bahkan, di tiap kesempatan bertemu dengan masyarakat di Kerinci Hilir, Murasman mengaku siap memperjuangkan pemekaran.

 "Pemerintah daerah juga siap memberikan dukungan agar Kabupaten Kerinci dimekarkan lagi. Saya sendiri atas nama Bupati Kerinci, siap memperjuangkan pemekaran Kabupaten Kerinci Hilir," katanya.

 Keinginan masyarakat di Kerinci bagian hilir untuk dimekarkan semakin menguat sejak beberapa tahun terakhir. Pasalnya, ibukota Kabupaten Kerinci yang saat ini ada di Bukit Tengah dinilai terlalu jauh.

 Di samping itu, besarnya potensi sumber daya alam di Kerinci Hilir, seperti Danau Kerinci, geothermal, PLTA, serta bandara, membuat warga optimistis jika dilakukan pemekaran, maka warga di Kerinci Hilir lebih sejahtera.
[ Read More ]

Pascabanjir bandang melanda wilayah Lempur, Kecamatan Gunung Raya, Kerinci sejak Minggu (20/1), hingga saat ini warga di lokasi banjir terus waspada.
BANJIR-KERINCI.jpg
Banjir yang melanda Kerinci










 Pasalnya, meskipun air yang menggenangi rumah warga sudah surut, namun tingginya intensitas curah hujan di daerah hulu, bisa menyebabkan ketinggian air sungai naik.

 "Warga masih waspada terhadap banjir, karena air sungai bisa meluap kapan saja. Meski sedang tidak turun hujan di Lempur,” kata Kapolsek Gunung Raya, Iptu Dedi Sumirat, dikonfirmasi Tribun, Rabu (23/1).

 Sementara itu, pantauan Tribun di lokasi banjir bandang, setidaknya 40 hektare sawah tersapu banjir. Sehingga merusak tanaman padi warga, bahkan hanyut hingga memasuki desa.

 Lurah Lempur Tengah, A Yani, mengatakan, ada 40 hektare sawah yang rusak baik rusak berat, sedang dan ringan. Tidak hanya merusak padi dan sawah, air juga merendam 16 rumah warga Desa Lempur Tengah, dan 16 rumah di Desa Lempur Hilir.

 Anggota DPRD Kerinci dari daerah pemilihan Gunung Raya, Tri Tama Satrya Arsad, mengatakan, banjir serupa pernah terjadi 10 tahun lalu. Menurutnya, banjir karena pendakalan Sungai Lempur.

 Menurutnya, untuk mengatasinya warga berharap Pemkab Kerinci melalui dinas terkait bisa menormalisasi Sungai Lempur. Sehingga banjir tidak lagi menghantui warga setempat.
 Ketua Komisi III DPRD Kerinci, Bulkiah, saat meninjau lokasi banjir berjanji merealisasikan harapan warga, untuk menganggarkan dana normalisasi Sungai Lempur.
[ Read More ]